Ahok: Kalau Saya Gubernur DKI, Gaji dan Tunjangan DPRD Tidak Segede Itu
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok geram usai membaca di media sosial bahwa DPRD DKI minta kenaikan gaji dan tunjangan.
Bagi Ahok, permintaan tersebut sangat tidak memenuhi azas kepatutan. Mengingat saat ini banyak rakyat yang susah karena Covid-19 tetapi DPRD malah minta naik gaji dan tunjangan.
Untuk mengecek kebenaran informasi itu Ahok pun memanggil Ima Mahdiah, politikus PDIP yang menjadi wakil Ahok untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.
"Ima, saya kan minta kamu masuk PDIP untuk jadi wakil saya, menjaga APBD DKI dari penggarong-penggarong. Sekarang saya mau tanya berapa sebenarnya gaji dan tunjangan DPRD," kata Ahok saat berbincang-bincang dengan Ima dalam kanal Panggil Saya BTP di YouTube.
Ditanya seperti itu, Ima mengungkapkan sejak masuk DPRD pada 2017 dia menerima gaji dan tunjangan Rp73 juta. Jumlah tersebut sampai saat ini tidak berubah.
Dia mengungkapkan, Rp73 juta itu terdiri dari Rp60 juta tunjangan rumah dan Rp21,5 juta tunjangan transport.
Mendengar jawaban Ima, Ahok bereaksi keras. Menurut dia tunjangan tersebut terlalu besar.
"Kegedean itu. Jujur saja, kalau saya jadi gubernur tidak akan saya berikan gaji dan tunjangan sebesar itu. Namun, ini bukan salah kamu Ima, karena itu sudah ada sebelum kamu masuk jadi anggota DPRD. Dan, 2017 itu saya lagi di penjara," bebernya.
Ahok bahkan mengaku pernah dieriaki anji*g di depan Mendagri kala itu oleh anggota DPRD.
- Inilah yang KPK Dalami dari Ahok terkait Kasus Korupsi LNG
- KPK Periksa Ahok, Lihat
- Polda Metro Jaya Siapkan 588 Personel Saat Penetapan Gubernur DKI Jakarta
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Ahok-Anies Akrab Mengobrol di Balai Kota, Siapkan Kejutan di 2025
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok