AI Malware dan Serangan ke Aplikasi Populer Jadi Ancaman Tahun Depan
“Padahal di saat bersamaan Indonesia belum memiliki Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi sehingga kedaulatan data kita terancam,” jelasnya.
Lebih lanjut Pratama mengingatkan serangan berbasis Internet Of Things (IOT) juga akan semakin meningkat di 2020. Dengan kian maraknya perangkat terhubung satu sama lain bisa menciptakan celah bagi penyerang untuk membajak perangkat ini untuk menyusup ke jaringan bisnis.
Ancaman terhadap kelangsungan Pilkada Serentak 2020 di tanah air juga bisa berasal dari wilayah siber. Selain peretasan, ancaman dari media sosial lewat hate speech dan hoaks juga sangat membahayakan berlangsungnya proses pilkada serentak. Penegakan hukum dan edukasi di masyarakat akan sangat membantu mengurangi ancaman terhadap pilkada serentak.
Dia pun menambahkan tren hoaks akan masuk ke level lebih tinggi dengan adanya deepfake yang dikembangkan dengan AI. Salah satu hasilnya ialah video hoaks yang secara kasat mata sulit sekali dibedakan mana asli mana yang bukan.
“Ini harus diwaspadai sejak dini, karena rawan memecah belah masyarakat bawah,” pungkasnya. (boy/jpnn)
Praktisi IT menjelaskan, ancaman serangan siber pada 2020 akan membawa masyarakat dunia pada level baru, di mana para peretas sudah memanfaatkan artificial inteligence (AI).
Redaktur & Reporter : Boy
- Peringatan Serius! 3 Aplikasi Berbahaya Ini Menyerang Pengguna di Indonesia
- Leonardo Hutabarat Ungkap Strategi Hadapi Serangan Siber di Era Digital
- Kaspersky Sebut 11 Juta Hp Android Terinfeksi Trojan Necro, Cek Punya Kamu
- 2 Tips Mencegah Serangan Siber di Sektor Keuangan
- DTrust Punya Cara Jitu Cegah Serangan Siber yang Makin Menggila, Simak
- Jaga Keamanan Data Nasabah, Ini Strategi BRI Melawan Serangan Siber