Aiptu Ali Munir, si Penembak 2 Kaki Penyerang Jemaat Gereja

Ketika itu pula, pria yang sudah 37 tahun mengabdi di kepolisian tersebut mendapatkan sabetan pedang di tangan kirinya karena berupaya menangkis serangan. Ia pun langsung memberikan tembakan di kaki kiri pelaku.
Upaya saling serang tersebut terus terjadi bak di film-film. Katana yang menurut Munir ukurannya cukup panjang itu kembali mengayun ke arahnya dan sempat mengenai kakinya. "Saya tembak lagi di kaki kanannya," katanya.
Baku hantam diantara keduanya tak terhindarkan. Pelaku berulang kali mengayunkan katana kepada Munir, dan sebaliknya Munir berupaya melumpuhkan pelaku dengan menembakkan timah panas ke kaki pelaku.
Meski peluru sudah bersarang di kedua kaki pelaku, namun Suliono masih sempat mendorong Munir untuk menjauh.
Beruntung, jemaat yang masih di dalam gereja langsung sigap dan mengeroyok Suliono. "Saat itu juga kami amankan," ucapnya.
Menghadapi orang yang mengancam jiwa manusia ini, baginya sudah biasa. Ia tak merasa grogi atau gugup karena sudah 25 tahun di bagian Reserse dan Kriminal (Reskrim).
Selepas diamankan, Suliono yang merupakan warga asal Krajan, RT 2/1, Kandangan, Kecamatan Pasanggrahan, Kabupaten Banyuwangi, Jatim ini pun dibawa ke RS UGM sebelum akhirnya dirujuk ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara ia diberikan perawatan dan mendapatkan 4 jahitan di tangan kirinya akibat terkena sabetan katana.
Meski tembakan yang dilepaskan Aiptu Ali Munir sudah mengenai kedua kaki Suliono, penyerang jemaat Gereja St Lidwina itu masih sempat melawan.
- Romo Prier Minta Umat Kristiani Maafkan Penyerangnya
- Demi Keamanan, Densus Garap Penyerang Gereja di Mako Brimob
- Ketum Projo Sudah Tahu Dalang di Balik Teror ke Pemuka Agama
- Serang Gereja dengan Pedang, Suliono Dijerat UU Darurat
- Ngebet Berjihad di Suriah, Penyerang Gereja Tak Punya Paspor
- Polri Boyong Penyerang Gereja di Jogja ke Jakarta