Air Bening Belum Tentu Bersih, Waspada Bakteri Berbahaya Mengincar Ginjal dan Saluran Kemih

"Perlu kesadaran dari pengusaha dan juga perlu pengawasan pemerintah. Masyarakat juga harus mulai berani sekarang. Harus bisa melaporkan kalau ada pelanggaran," tegasnya.
Konsumsi air dengan kualitas rendah dan tidak memenuhi standar kesehatan bisa menimbulkan penyakit pada manusia.
Hal itu disampaikan Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterologi-hepatologi dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH yang juga menjadi pembicara dalam Webinar yang digelar PWI bersama Alodokter tersebut.
Menurut Dokter Kaka, masyarakat perlu mengetahui jarak antara sumber air minum dengan lokasi yang menyebabkan pencemaran.
Lokasi pencemar itu seperti jamban atau septic tank, kandang ternak, saluran pembuangan air, dan tempat pembuangan sampah.
"Jika terlalu dekat – yakni kurang dari 10 meter, sumber air bisa tercemar oleh limbah rumah tangga, limbah industri dan logam berat. Jarak dua meter saja sudah bisa tercemar," ujar Dokter Kaka.
Dia mengingatkan air dari sumber tercemar tersebut bisa terkontaminasi bakteri berbahaya, seperti Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, dan E. coli.
Terpenting, kata dia, masyarakat harus waspada terhadap bakteri e-Coli yang bisa menyebabkan infeksi dan membawa penyakit untuk manusia.
Air kemasan dan isi ulang yang terlihat bening belum tentu bersih dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.
- PTPN IV PalmCo Bangun 7 Fasilitas Air Bersih di Daerah Terpencil
- PNM Peduli Masa Depan Sehat Jadi Salah Satu Cara Mewujudkan SDG's
- Soal Penyebab Kematian Jurnalis Situr Wijaya, PWI dan AJI Buka Suara
- 2 Reservoir Komunal Milik PAM Jaya Beroperasi, Alirkan Air ke 2.367 Keluarga
- Program Desalinasi Gubernur Jateng Berhasil, 250 KK di Pekalongan Menikmati Air Minum Gratis
- Bank Mandiri Optimalkan Sistem Daur Ulang & Akses Air Bersih