Air Jakarta Dikelola Swasta, PAM Jaya Selalu Merugi
Selasa, 04 Juni 2013 – 20:01 WIB
Hutang yang tidak masuk akal ini timbul karena Jakarta menganut sistem tidak lazim, yakni operator swasta dibayar dengan imbalan yang nilainya disesuaikan setiap enam bulan. Sementara pelanggan membayar tarif yang tentunya tidak bisa dinaikkan setiap enam bulan.
Baca Juga:
"Karena imbalan tiap enam bulan naik sementara tarif tidak, maka timbul kekurangan bayar kepada swasta yang kemudian diperhitungkan sebagai hutang Pemprov kepada swasta," kata Tommy.
Jika ingin tidak memiliki hutang maka Gubernur DKI Jakakarta Joko Widodo harus selalu menaikkan tarif air sesuai dengan nilai imbalan yang dipatok swasta. Nah situasi ini menurut Tommy sulit diterima akal sehat.
"Bagaimana mungkin sebuah entitas yang sudah menyerahkan lahan bisnisnya untuk digarap pihak lain termasuk menyerahkan kewenangan menerima pembayaran dari pelanggan dan tinggal memiliki fungsi pengawasan tapi terus membukukan hutang baru," tegasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) menilai memperpanjang kontrak pengelolan air bersih Jakarta kepada pihak swasta
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS