Air Mata

Oleh: Dahlan Iskan

Air Mata
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Bagi masyarakat Jepara, Jateng, kegunaan jenis anggur laut ini untuk urap. Pun di Nusa Dua, Bali. Atau di wilayah pantai lainnya. Mereka menyebutnya: sayur urap lawi-lawi.

Saat tawaran ke Manado itu tiba kebetulan sedang ada Covid-19. Kampus tutup. Kuliah bisa dari mana saja. Fahrul pun ke Manado. Dia diminta tinggal di rumah Dr Nelly. Setahun penuh. Makan pun ditanggung orang baik itu. Bahkan Dr Nelly pula yang membayar biaya penelitiannya.

Hasilnya: jauh lebih baik dari gula mangga, bahkan tidak harus diproses menjadi gula. Cukup diwujudkan dalam bentuk tepung –yang senyawa bio aktifnya sudah dikonsentrasikan.

Tidak hanya untuk diabetes. Juga untuk mengendalikan sel kanker.

Selama setahun di Manado –banyak anggur laut di sana– Fahrul sudah melakukan uji coba lengkap. Terhadap binatang uji coba: tikus. Hasilnya sangat memuaskan.

Fahrul pun mematenkan penemuannya itu: dua dari anggur laut, satu dari mangga, satu lagi dari sarang burung.

Sarang burung, kalau dikonsentrasikan bio aktifnya, ternyata baik untuk diabetes dan obesitas. Lebih baik dari mangga. Tetapi kalah jauh dari anggur laut.

Kapan hasil penelitian itu bisa jadi barang industri? Konkretnya: kapan saya bisa beli –untuk istri saya? Bukankah mereka yang terkena gula darah jumlahnya puluhan juta? Semua merasa menderita?

UIN sudah mulai melahirkan peneliti seperti Fahrul Nurkolis. Yang tidak hanya bicara apakah keluar air mata bisa membatalkan puasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News