Air PDAM Mati Bergilir

jpnn.com - SIBOLGA – Musim kemarau di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, membuat volume sejumlah mata air semakin sedikit.
Hal ini berakibat buruk pada warga selaku pelanggan PDAM. Sebab, karena sumber air defisit, terpaksa pihak PDAM mematikan air secara bergilir.
“Belakangan ini air PDAM sering mati. Waktunya juga tidak menentu. Kadang sampai setengah hari air tak hidup-hidup,” keluh Rima br Tanjung, salah satu pelanggan air PDAM Tirta Nauli Sibolga, seperti diberitakan Metro Tapanuli (Grup JPNN) hari ini.
Akibat seringnya air PDAM ini mati, ibu 3 anak ini juga mengaku sangat terganggu untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
“Seperti 2 hari lalu, karena sibuk, saya lama memenuhkan air dalam bak. Tak taunya, dari pagi hingga sore air mati. Terpaksa kain cucian pun tak selesai kukerjakan,” akunya.
Senada juga dikatakan ibu rumah tangga lainnya, Ani (35). Wanita ini mengakui, air di kediamannya di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, sering mati.
“Kadang air hidup sampai jam 9 pagi saja terus mati sampai jam 9 malam. Kadang juga baru hidup jam 02.00 WIB dinihari. Makanya asal air hidup saya upayakan mengisi banyak-banyak. Seperti sekarang, dari tadi pagi hingga sekarang pukul 17.00 WIB air belum juga hidup,” bebernya.
Hal ini juga dibenarkan Kepala PDAM Tirta Nauli Sibolga Marojahan Panjaitan. Katanya, musim kemarau mengakibatkan sumber air defisit, sehingga terpaksa dilakukan penutupan secara bergilir.
SIBOLGA – Musim kemarau di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, membuat volume sejumlah mata air semakin sedikit. Hal
- PPPK 2024 yang Baru Dilantik Jangan Sok Tahu, Begitu Pesan Pak Totok
- Kapolda Riau Copot Kapolsek Bukit Raya Gegara Aksi Brutal Debt Collector
- Ciptakan Rasa Aman Bagi Wisatawan, Pemkot Palembang Pasang CCTV di BKB
- Oknum Guru PPPK di Lombok Timur Dipecat, Ini Sebabnya
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Besok, 621 CASN Kota Mataram Terima SK, Gaji Aman