Airbag Pelita
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - CUACA buruk sejak hari pertama puasa. Matahari seperti mati lampu sepanjang siang. Langit didominasi mendung. Tidak ada panas. Tidak ada haus –bagi yang puasa.
Bagi yang sering naik pesawat sebaliknya: hari-hari ini dipenuhi rasa waswas.
Guncangan fisik tidak hanya sesekali terasa. Guncangan batin lebih-lebih lagi: teringat bagaimana naik pesawat yang pilot dan copilot-nya tertidur selama 28 menit. Anda sudah tahu: itu Batik Air jurusan Kendari nan jauh.
Akan tetapi saya harus naik Batik Air dari Jakarta Jumat malam kemarin.
Itulah satu-satunya pesawat yang terbang malam ke Surabaya: pukul 19.00. Yang lebih awal bisa banyak pilihan, tetapi khawatir rapatnya berlarut-larut.
Kebetulan saya yang memimpin rapat. Sebelum mulai pun saya sudah lobi-lobi. Agenda yang sulit-sulit saya carikan kompromi sebelum rapat dimulai.
Rapat harus selesai paling lama dua jam. Itulah doktrin saya sejak lama.
Rapat yang lebih dua jam bukanlah rapat. Itu forum pertengkaran. Atau, itu benar-benar rapat tetapi ibarat tanpa pimpinan –meski sosoknya ada.