Airlangga Gaungkan Industri Halal, Ekonom Merespons Begini, Simak
Sejumlah negara lain telah menggali potensi halal, misalnya saja Korea Selatan dan Jepang menawarkan wisata halal, Malaysia dengan perbankan syariah dan China dengan produksi busana syariah.
“Langkah pertama yang baik adalah tetapkan dulu fokusnya dimana, market halal besar, kita tetapkan fokus. Jadi, pemain besar dunia, tetapkan dulu fokus dimana, kalau semua diambil tingkat keberhasilannya rendah,” kata Yusuf.
Misalnya, jika saat ini yang tengah digodok wisata halal, maka perlu standarisasi dan juga branding yang benar tentang wisata halal.
Selain itu, bahwa wisata halal adalah untuk membuat pesertanya merasa nyaman, mendapatkan makanan halal, tempat ibadah yang nyaman.
“Kalau kita mau melihat potensi pasar domestik tentu pangan halal, kalau market domestik dan luar, wisata halal, karena destinasi wisata kita sangat lengkap, wisata alam indah, budaya unik, wisata kuliner sangat beragam, wisata bahari, sangat eksotis luar biasa. Wisatawan muslim diarahkan ke wisata halal sangat mudah,” ujar Yusuf.
Kemudian, industri halal harus diikuti pengembangan ekosistem halal selain urusan sertifikasi.
Contohnya, bagaimana sebuah hotel tidak sekedar memiliki sertifikasi halal, namun juga SDM nya siap dengan ekosistem halal.
Sumber Daya Mendukung
Pemerintah berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi 'Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia'.
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya
- Satgas Semikonduktor Indonesia dan Purdue University Teken MoU, Menko Airlangga: Momentum Bersejarah
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Konsisten Terapkan Produk Halal, Ajinomoto Raih Penghargaan IHATEC