Airlangga Hartarto Siap Hadapi Ical di Pemilihan Ketum Golkar

jpnn.com - JAKARTA - Ajang Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Nusa Dua, Bali yang dibuka malam ini sudah hampir bisa dipastikan hanya akan diramaikan oleh persaingan dua calon ketua umum. Kedua nama yang akan bersaing itu adalah Airlangga Hartarto dan Aburizal Bakrie.
Sebagai petahana, Ical -panggilan untuk Aburizal- disebut-sebut masih punya dukungan kuat dari pengurus Golkar di tingkat provinsi (DPD I) dan kabupaten/kota (DPD II) sebagai pemilik suara di munas. Namun, Airlangga mengaku tak keder.
"Insya Allah terus maju selama permainan fair. Saya harus kawal, bila kuorum saya kawal. Kehadiran saya untuk menjaga keutuhan Golkar bila berjalan secara demokratis," kata Airlangga di sela-sela Munas IX Golkar di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali Minggu (30/11) malam.
Airlangga juga sempat menyinggung pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar oleh Agung Laksono Cs yang didasari penolakan pada percepatan munas. Secara pribadi, Airlangga sebenarnya juga tidak sependapat dengan percepatan munas.
Airlangga juga menyoroti kejanggalan dalam penyelenggaraan Munas IX Golkar di Bali. Misalnya, materi munas tidak dirapatkan oleh rapat pleno DPP. Selain itu, jarak penyelenggaraan rapat pimpinan nasional (rapimnas) dengan penyelenggaraan munas hanya 7 hari.
"Kejanggalan terjadi, saya tidak dapat tatib (tata tertib, red) dan jadwal. Berarti pelaksana melakukan perbedaan treatment (perlakuan) dan siapa yang dianggap satu nafas. Harusnya munas dihadiri pengurus DPP, tapi teman-teman yang vokal dijadikan panitia, padahal pengurus DPP," ungkapnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Ajang Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Nusa Dua, Bali yang dibuka malam ini sudah hampir bisa dipastikan hanya akan diramaikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal Pencopotan Wapres Gibran bin Jokowi, Pimpinan MPR Singgung Keputusan KPU
- Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres RI, Legislator: Harus Ditanggapi Serius Prabowo
- Para Purnawirawan Minta Wapres Diberhentikan, Tokoh Muda Bersuara Bela Gibran
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran
- Inas Zubir Bicara Krisis dan Peluang Masa Depan Hanura di Tengah Keterpurukan
- Ormas Kebablasan Bukan Diselesaikan dengan Revisi UU, tetapi Penegakan Hukum