Airlangga Mengedepankan politik yang Santun, Pengamat Merespons Begini
“Perkembangan demokrasi digital dan keswadayaan netizen membuat politik bisa menjadi kian bebas, liar, tak terkendali dan jika ini dihubungkan dengan tantangan ke depan maka diperlukan politik jalan tengah, yang bisa menguatkan semangat kebangsaan dan semangat persatuan sebagai bangsa,” ujar Surokim.
Tahun politik kali ini menjadi lebih menantang karena ada potensi resesi ekonomi negara-negara besar dunia, yang mungkin berimbas ke dalam Indonesia.
“Sejauh ini potensi untuk politik sekadar berbeda selalu lebih menge-depan, sementara tantangan ke depan terkait potensi resesi ekonomi dunia cukup mengkhawatirkan,” tandas Surokim.
Eksternal dan Internal
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai pesan 'politik yang beretika' yang disampaikan Ketum Golkar Airlangga bisa dimaknai secara eksternal dan internal.
Secara eksternal, pesan itu bisa diartikan ditujukan untuk seluruh warga bangsa, dari para pemilih hingga para elite politik.
"Karena ini tahun politik maka konteksnya memang terkait dengan persiapan menjelang Pemilu 2024, terutama Pilpres 2024," terang Firman.
Menurut dia, hal itu berkaitan dengan pengalaman di dua pemilu sebelumnya yakni 2014 dan 2019 yang sarat isu politik identitas, SARA, dan sampai terjadi pembelahan ekstrem di tingkat akar rumput.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan semangat partainya untuk mengedepankan politik yang santun dan damai.
- Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Nilai Transaksi di Program EPIC Sale Mencapai Rp 14,9 Triliun
- Transaksi Program BINA Diskon 2024 Tembus Rp 25,4 Triliun, Ini Harapan Menko Airlangga
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru