Ajak Cucu agar Ingat Sanak Saudara jadi Korban
Senin, 28 Desember 2009 – 05:10 WIB

Kuburan massal di Ulee Lheue, Aceh. Foto: LeAminah/Flickr.
Bagi Ruaini dan sebagian besar warga Aceh, Sabtu itu menjadi hari penting. Ini tahun kelima peringatan musibah tsunami. Hampir seluruh makam massal di Aceh hari itu ramai peziarah. Di masjid dan musala, warga juga melakukan kegiatan berzikir. Sambil berdoa, warga berpindah dari satu makam ke makam lain di lokasi kuburan massal. Ini dilakukan karena di makam itu tak ada penanda (pusara) khusus yang menyebutkan identitas korban.
Itu pula yang terjadi pada tiga anak gadis Ruaini: Riska Noryana (15), Elsa Egiyanti (12) dan Farah Devina (11). Ketiganya hilang dibawa gelombang tsunami. Yang diketahui Ruaini, di sana puluhan ribu korban dikubur. Anak-anaknya, mungkin, termasuk penghuni salah satu liang lahat kuburan tersebut.
Di Aceh, Sabtu itu ziarah makam sama ramainya seperti ziarah saat menjelang Idul Fitri di Jawa. Bedanya, karena peringatan kali ini memasuki tahun kelima, warga juga mengadakan syukuran. Mereka menyembelih lembu untuk dimasak dan dibagikan kepada para peziarah.
Meski begitu, tidak sedikit keluarga yang mengadakan tahlil sebelum peringatan tsunami. "Sebelum hari H (puncak peringatan tsunami, Red), kami sudah mengadakan tahlil bersama keluarga besar," ujar Ruaini. Wanita berkerudung hitam itu juga berbagi sedekah dengan sejumlah anak yatim. Ruaini meminta mereka mendoakan tiga anak gadisnya. Saat ini Ruaini tinggal dengan anak sulungnya, Rizki Rudiansyah.
Tsunami sudah lima tahun berlalu. Tetapi, musibah itu masih membekas dalam ingatan warga Aceh. Saat peringatan tsunami itu Sabtu (26/12) lalu, warga
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu