Ajak Cucu agar Ingat Sanak Saudara jadi Korban
Senin, 28 Desember 2009 – 05:10 WIB

Kuburan massal di Ulee Lheue, Aceh. Foto: LeAminah/Flickr.
Ruaini lantas menunjukkan lima gelang emas yang terpasang di tangannya. Gelang emas itu menjadi pertanda pertemuan terakhirnya dengan si bungsu, Farah Devina. Sebelum musibah itu, Farah sempat bergurau dengan dirinya. Gadis itu menyembunyikan gelang emas ibunya. "Mama, gelangmu hilang. Coba cari," ujar Ruaini menirukan ucapan anaknya.
Saat itu Ruaini tidak berhasil menemukan gelang emasnya. Tiba-tiba Farah datang dan memasangkan gelang-gelang tersebut ke tangan kiri ibunya. "Saya tidak menyangka itu gurauan terakhir si bungsu," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Ruaini kemudian menceritakan kisah lain. Malam sebelumnya, anak ketiganya, Elsa Egiyanti, meminta dirinya bercerita tentang hari kiamat. Saat itu Elsa juga berbicara bagaimana seandainya kiamat datang keesokan paginya.
Ruaini terus mengingat-ingat kepergian tiga anak gadisnya tersebut. Pada Minggu pagi itu, seluruh keluarga berkumpul di ruang tengah rumahnya di Blang Oi, Banda Aceh. Tiga anak gadisnya itu baru selesai mandi. Mereka pun duduk bersama dan menonton film kartun di televisi. Tiba-tiba terasa getaran dan guncangan kuat. "Kami berpegangan tangan," kisah Ruaini.
Tsunami sudah lima tahun berlalu. Tetapi, musibah itu masih membekas dalam ingatan warga Aceh. Saat peringatan tsunami itu Sabtu (26/12) lalu, warga
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu