Ajak Cucu agar Ingat Sanak Saudara jadi Korban
Senin, 28 Desember 2009 – 05:10 WIB
Saat itu pula muncul banyak teriakan dari para tetangga bahwa air laut meluap. Ruaini mengajak anak-anaknya keluar rumah untuk menyelamatkan diri. "Saya menggandeng tangan mereka kuat-kuat dan berlari menyelamatkan diri," tuturnya.
Namun, terjangan air laut ternyata jauh lebih kuat. Ruaini pun tak kuasa mempertahankan tangannya yang menggandeng anak-anaknya. Mereka terlepas. Pada hari nahas itu Ruaini ditolong warga. Dia diselamatkan ke lantai dua RS Permata Hati, yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. Dia tak tahu lagi nasib anak-anak dan suaminya. "Rasanya seperti tidak bisa apa-apa," katanya.
Rumahnya, yang semula kecil dan kemudian mulai diperluas serta baru selesai direnovasi, musnah tanpa bekas. "Padahal, rumah itu kami bangun dari mengumpulkan rezeki sedikit demi sedikit," terangnya.
Dua hari pasca-tsunami, Ruaini mendapat kabar bahwa suaminya, Syahrul, dan seorang anaknya, Rizki, masih hidup. Tetapi, dia tidak tahu lagi nasib tiga anak gadisnya. Meski telah kesana-kemari mencari, dia tidak menemukan jasad mereka.
Tsunami sudah lima tahun berlalu. Tetapi, musibah itu masih membekas dalam ingatan warga Aceh. Saat peringatan tsunami itu Sabtu (26/12) lalu, warga
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408