Ajak Orang Tua Perangi Gigi Gigis Balita
Selasa, 01 Mei 2012 – 00:01 WIB
Penyakit gangguan gigi susu yang disebabkan kolonisasi dini bakteri streptococcus mutans itu, kata Risqa, juga berpengaruh besar kepada pemenuhan gizi balita. Sebab, rata-rata balita yang terserang karies gigi sulit makan karena merasa sakit saat mengunyah makanan.
Para balita yang gigi susunya sudah menghitam dan tinggal sedikit biasanya lebih doyan makanan ringan (snack) ketimbang makanan berat yang mengandung gizi tinggi. Makanan ringan tidak harus dikunyah secara kuat untuk memakannya.
Risiko gizi buruk bagi bayi atau balita yang giginya gigis juga bisa disebabkan makanan yang tidak sempurna dalam pengunyahannya. "Bagaimana mau sempurna saat mengunyah kalau giginya habis," kata perempuan yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai peneliti muda LIPI itu.
Risqa menuturkan, zat gizi yang terkandung dalam makanan bisa terserap optimal apabila makanan telah hancur dengan sempurna di dalam rongga mulut. Zat gizi pada makanan yang hancur dengan sempurna ini bisa dengan mudah diserap oleh usus dua belas jari. Setelah diserap usus, gizi dibawa peredaran darah menuju hati untuk proses metabolisme. Setelah itu, zat gizi siap didistribusikan ke seluruh organ tubuh.
Berkat gagasannya mengoptimalkan peran kader posyandu menjadi penyuluh gigi dan mulut, Risqa Rina Darwita meraih gelar guru besar di Fakultas Kedokteran
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408