Ajak Orang Tua Perangi Gigi Gigis Balita
Selasa, 01 Mei 2012 – 00:01 WIB
Karena itu, peran kader posyandu untuk menyosialisasikan pentingnya menjaga gigi balita dari ancaman karies (gigis) sangat penting. Tapi, upaya Risqa mengajak kader posyandu menjadi penyuluh gigi dan mulut tidak mulus begitu saja.
Di lapangan, dia sering mendapat tanggapan kurang baik dari para kader sendiri. "Ada yang mengeluh karena peran baru itu bisa membuat mereka semakin repot urusannya," kata lulusan SD Mujahidin Surabaya itu.
Setiap mendengar keluhan para kader posyandu, Risqa justru bertambah gemas. Sebab, dia tidak ingin kasus atau prevalensi karies gigi balita terus menggurita dan mengancam pemenuhan gizi bayi dan balita.
Meski mendapat respons negatif, Risqa tidak patah semangat. Dia tetap mengingatkan para kader posyandu terhadap pentingnya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita. Para kader itu pun diajari beberapa teknik dasar dalam ilmu kedokteran gigi. "Biar mereka seperti dokter gigi yang sedang memeriksa pasien," ujarnya lantas tersenyum.
Berkat gagasannya mengoptimalkan peran kader posyandu menjadi penyuluh gigi dan mulut, Risqa Rina Darwita meraih gelar guru besar di Fakultas Kedokteran
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408