Ajak Orang Tua Perangi Gigi Gigis Balita

Ajak Orang Tua Perangi Gigi Gigis Balita
PEDULI GIGI: Risqa Rina Darwita (duduk tengah) bersama keluarga besarnya usai pengukuhan sebagai guru besar Universitas Indonesia, Sabtu (21/4). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Jika materi solusinya masih sedikit, Risqa meminta jajaran dinas kesehatan daerah untuk memberikan pelatihan kepada para kader posyandu. Selama ini pelatihan atau instruksi dinas kesehatan untuk kader posyandu masih terkesan konvensional. Hanya menimbang berat badan, mengukur tinggi balita, dan memberikan makanan tambahan saja.

Menurut Rizqa, banyak sekali manfaat yang bisa dipetik para kader posyandu yang berperan ganda sebagai penyuluh kesehatan gigi dan mulut. Terlebih manfaat yang dirasakan masyarakat menengah ke bawah.

"Siapa pun tahu, biaya untuk berkonsultasi atau berobat ke dokter gigi tidak murah. Karena itu, peran para penyuluh sangat penting untuk menjangkau masyarakat menengah ke bawah," katanya.

Dalam praktiknya, para kader posyandu bisa bekerja sama dengan perawat gigi atau dokter gigi saat mengobati karies gigi pasien. Mereka juga membantu paramedis saat menangani balita yang giginya mengalami karies. Misalnya, mengoleskan SDF (larutan perak diamina fluoride) pada gigi susu yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda gigis.

Berkat gagasannya mengoptimalkan peran kader posyandu menjadi penyuluh gigi dan mulut, Risqa Rina Darwita meraih gelar guru besar di Fakultas Kedokteran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News