Akademisi Ajak Masyarakat Cermat Ajakan Boikot Beragendakan Persaingan Bisnis

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yusdani meminta masyarakat benar-benar teliti dan jeli dalam memboikot produk-produk yang ada di dalam negeri.
Jangan sampai malah mencederai ekonomi warga dan negara karena disusupi oknum yang ingin mengeruk keuntungan dalam persaingan bisnis.
"Saya berharap kepada masyarakat terutama masyarakat muslim untuk menyikapi boikot ini secara cerdas. Jangan sampai gerakan ini justru malah merugikan perusahaan yang jelas-jelas sudah banyak membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," kata Yusdani dikutip, Rabu (19/3).
Direktur Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) UII Yogyakarta itu meminta pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) lebih jelas mengungkapkan perusahaan atau produk mana saja yang terafiliasi Israel.
Hal itu agar tidak ada korban dari pihak yang mencari keuntungan dengan menyebarkan "daftar liar" produk yang diduga terafiliasi Israel.
Yusdani mengungkapkan keberadaan daftar liar itu menjadi bukti jelas bahwa gerakan yang ditujukan untuk melemahkan ekonomi Israel ini telah ditunggangi pihak tertentu untuk meraup keuntungan pribadi. Situasi ini membuat gerakan yang baik itu menjadi salah sasaran,
"Tidak pernah MUI itu menjelaskan perusahan/produk mana yang terafiliasi Israel. Tetapi begitu fatwa keluar, akhirnya keluar beberapa produk yang dituduhkan (terafiliasi)," katanya.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Budi Agus Riswandi menayangkan aksi boikot terhadap produk-produk Israel yang dilegitimasi MUI dimanfaatkan pihak tertentu untuk tujuan persaingan bisnis.
Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yusdani meminta masyarakat benar-benar teliti dan jeli dalam memboikot produk-produk yang ada di dalam negeri.
- Dukung Industri Garmen, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan Ini
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Larangan Air Kemasan di Bawah 1 Liter Dinilai Baik untuk Masa Depan Bali
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi
- Soal Evakuasi 1.000 Warga Palestina, TB Hasanuddin: Harus Dipertimbangkan Matang
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini