Akademisi: Boikot Tanpa Kriteria Jelas Rawan Ditunggangi Kepentingan Persaingan Usaha
Yusdani mengingatkan masyarakat harus benar-benar teliti dan jeli dalam memboikot produk-produk yang ada di dalam negeri.
Jangan sampai gerakan ini justru malah merugikan perusahaan yang jelas-jelas sudah banyak membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
"Saya berharap kepada masyarakat terutama masyarakat muslim untuk menyikapi boikot ini secara cerdas," ujarnya.
Yusdani juga meminta pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) lebih jelas mengungkapkan perusahaan atau produk mana saja yang terafiliasi Israel, hal ini agar tidak ada korban dari oknum yang memanfaatkan momentum baik ini.
"Tidak pernah MUI itu menjelaskan perusahan atau produk mana yang terafiliasi Israel, tetapi begitu fatwa keluar, akhirnya keluar beberapa produk yang dituduhkan (terafiliasi)," terangnya.
Yusdani mengungkapkan keberadaan daftar liar perusahaan yang diduga terafiliasi ini menjadi bukti jelas bahwa gerakan yang awalnya ditujukan untuk melemahkan ekonomi Israel, telah ditunggangi oknum tidak bertanggung jawab.
Karena itu, menurut Yusdani, boikot ini kemudian menjadi salah sasaran.
"Bahkan saya kira hingga hari ini Israel itu tenang-tenang saja (ada boikot) bahkan lebih agresif," katanya.
Akademisi UII Yusdani mengingatkan aksi boikot tanpa kriteria jelas rawan ditunggangi kepentingan persaingan usaha
- Tokoh Masyarakat Hingga Akademisi Sebut Arinal Membawa Perubahan di Lampung
- Gerakan Boikot Jangan Dimanfaatkan untuk Persaingan Bisnis
- Agung Wicaksono Tawarkan 3 Pilar Utama untuk Wujudkan Visi 'ITB 2030'
- Pakar Marketing Soal Persaingan Usaha di Balik Isu BPA Galon Kuat Polikarbonat, Simak Penjelasannya
- Akademisi Ini Sebut Tak Ada Intervensi Presiden di Pilkada 2024
- Setahun Fatwa MUI, Ribuan Santri Gelar Aksi Boikot Produk Israel