Akademisi Dukung Grand Design
Jumat, 03 September 2010 – 07:36 WIB

Akademisi Dukung Grand Design
Sementara itu, Miftah Toha menilai perlu adanya trigger power dalam grand design reformasi birokrasi, yakni perubahan sistem politik, masalah krisis ekonomi yang perlu disikapi dengan penghematan anggaran serta paradigma sistem pemerintahan. Mas Achmad Daniri menganalogikan reformasi birokrasi seperti suatu orkestra. Setiap unsur menjalankan peran masing-masing, sehingga dapat menghasilkan alunan nada harmonis.
Baca Juga:
Terkait manajemen SDM, mantan Kepala LAN Soenarno menyoroti masalah rekrutmen PNS dan penempatan pegawai yang umumnya belum sesuai kompetensi.
Eko Prasojo mengatakan, perlunya agenda setting dalam road map perlu adanya penekanan tahapan program prioritas satu tahunan dan lima tahunan. ’’Jadi, reformasi birokrasi ini tidak putus dalam satu periode saja,’’ terang dia.
Miftah menambahkan, karena reformasi birokrasi ini sebenarnya sudah terlambat, ketiganya yakni kelembagaan, sistem maupun SDM harus ditangani secara serentak. Untuk itu, bisa saja masing-masing diproritaskan pada dua item. Untuk SDM, misalnya dalam hal rekrutmen dan penempatan jabatan. Untuk tatalaksana, ditekankan pada prosedurnya, sedangkan di bidang kelembagaan diprioritaskan pada kelembagaan pemerintah pusat dulu. (art)
JAKARTA -- Kalangan akademisi dan pakar administrasi negara mendukung dan mengapresiasi upaya pemerintah yang telah berhasil menyusun grand design
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Revisi UU ASN Mengubah Sesuatu, Ada Pasal yang Dipersoalkan, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Ma'aruf Amin Sebut Lebih Baik Kirim Bantuan Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Cak Imin: Tadi Presiden juga Menelepon Saya
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional
- Sufmi Dasco Ahmad Bicara Soal Isu Matahari Kembar, Begini Kalimatnya