Akademisi Maluku Beri 8 Catatan untuk Jokowi-JK

jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak delapan catatan dihasilkan dalam diskusi para akademisi Maluku di Ambon, Rabu (26/10). Diskusi yang digagas digagas Dipl. Ekonom Engelina Pattiasina dari Archipelago Solidarity Foundation menghadirkan sekitar 40 akademisi dari beberapa universitas di Maluku.
Salah satu catatan dalam diskusi tersebut, pemerintah pusat diminta untuk mengubah kebijakan yang kurang berpihak kepada pengurangan kemiskinan sehingga mengambil kebijakan yang dapat memperbaiki kesejahteraan di Maluku.
Kedua, pemerintah harus sungguh-sungguh untuk memperhatikan isu sumber daya alam yang benar berorientasi kepada perbaikan ekonomi rakyat dan justru tidak berorientasi politik.
Selanjutnya, ketiga, kebijakan pemerintah untuk menetapkan pengembangan Blok Masela di darat hendaknya diatur dalam peraturan atau keputusan presiden sehingga memiliki landasan legal formal sebagai acuan dalam mengambil kebijakan serta bisa memberikan jaminan kepastian hukum.
Keempat, mengingat semua pihak untuk menyadari bahwa biaya pengembangan Blok Masela bukan dikeluarkan investor, tetapi investor hanya sebagai operator untuk menjaminkan sertifikat cadangan Blok Gas Masela untuk mendapatkan biaya pengembangan. Apalagi, semua biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan dalam cost recovery.
Untuk itu, hendaknya Maluku tidak diposisikan sebagai pengemis, karena Blok Masela berada di wilayah Maluku, sehingga wajib untuk menikmati sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan Maluku.
Pada poin kelima, Presiden Joko Widodo diminta untuk mengingat dan memenuhi janji yang disampaikan ketika mengunjungi Maluku pada 4 April 2016. Saat itu, Presiden berjanji untuk memprioritaskan dan fokus dalam pengembangan sumber daya manusia untuk pengelolaan sumber daya alam. Maluku sangat menantikan janji ini karena merupakan upaya untuk menyiapkan SDM di Blok Masela dan blok Migas yang lain di Maluku.
Keenam, semua representasi atau wakil rakyat asal Maluku di Jakarta hendaknya benar-benar mempertanggungjawabkan amanat rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Maluku. Sebab, meskipun Maluku memiliki kekayaan alam yang sangat kaya, tetapi Maluku hidup dalam kemiskinan di atas kekayaan alam itu.
JAKARTA - Sebanyak delapan catatan dihasilkan dalam diskusi para akademisi Maluku di Ambon, Rabu (26/10). Diskusi yang digagas digagas Dipl. Ekonom
- Penumpang Batik Air Dikeluarkan dari Pesawat Gegara Mengaku Bawa Bom
- Prajurit Aktif Gugat UU TNI ke MK, Imparsial: Upaya Menerobos Demokrasi
- Ruang Sidang Hasto Disusupi Provokator yang Mengaku Dibayar Rp 50 Ribu
- Kementerian PKP Akan Renovasi 500 Rumah Warga Miskin Ekstrem di Jateng
- Bea Cukai Mataram Sosialisasikan Ketentuan Kepabeanan ke PMI
- PUI dan Kementerian ATR/BPN Teken MoU: Pemerataan Aset-Revitalisasi Peran Umat