Akademisi Maluku Beri 8 Catatan untuk Jokowi-JK

Ketujuh, semua elemen di Maluku tidak akan diam jika langkah untuk menyoroti situasi dan kondisi di Maluku tidak mendapat perhatian, karena semua elemen akan tetap memberikan sorotan yang lebih luas, baik pada tataran lokal maupun nasional yang lebih representatif.
Menurut Engelina, ketertinggalan yang dialami Maluku saat ini merupakan bentuk nyata dari ketidakadilan. Karena itu Maluku membutuhkan suatu dorongan besar untuk keluar dari kemiskinan.
Untuk itu, Engelina meminta, semua pihak untuk memastikan rakyat Maluku mendapat perlakuan dan hak yang semestinya dari keberadaan Blok Masela. Karena hal itu akan menjadi pendorong untuk memperbaiki kesejahteraan di Maluku dan kawasan timur.
Rektor Unpatti, M.J Saptenno menilai politik anggaran yang terjadi tidak berpihak kepada pengembangan wilayah yang tertinggal, karena sebagian terbesar anggaran negara masih ditujukan untuk pengembangan wilayah. Padahal sesungguhnya sudah jenuh untuk pembangunan.
"Semestinya anggaran negara diarahkan untuk mengembangkan wilayah tertinggal tetapi memiliki potensi ekonomi untuk berkembang. Maluku menjadi provinsi yang termarjinal dan terpuruk dalam kemiskinan, karena adanya ketidakadilan dalam pengembangan wilayah,” jelas Rektor Unpatti, M.J Saptenno seperti dikutip dalam rilis, Rabu (26/10).
Sementara itu, Dosen Universitas Darussalam, Dayanto mengatakan, selama dua tahun mungkin ada perbaikan yang terjadi di tempat lain, tetapi kalau mau jujur hal itu belum terlihat di Maluku.
“Kalau mau jujur kita harus mengatakan, efek Jokowi belum terlihat di Maluku selama dua tahun ini. Kita harapkan efek itu akan terlihat pada sisa masa jabatan yang masih tiga tahun,” kata Dayanto.
Ketiadaan efek itu, terlihat dari data yang menunjukkan 80 persen wilayah di Maluku berada dalam kategori tertinggal dan itu juga tampak dari angka pengangguran yang cukup tinggi karena berada di urutan kelima. Begitu juga dengan angka kemiskinan yang belum menunjukkan pengurangan.
JAKARTA - Sebanyak delapan catatan dihasilkan dalam diskusi para akademisi Maluku di Ambon, Rabu (26/10). Diskusi yang digagas digagas Dipl. Ekonom
- Aturan Blending BBM Jelas dan Legal, Penyidikan Harus Transparan
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban
- PT Indo RX Apresiasi Putusan Lembaga Arbitrase Jerman
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- LPSK Turun Tangan di Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Mantan Rektor UNU Gorontalo
- Soal Macet Horor di Tanjung Priok, Gubernur Pramono: Ini Membuat Saya Resah