Akademisi: Perlu Melakukan Reposisi dan Reformasi Polri

Akademisi: Perlu Melakukan Reposisi dan Reformasi Polri
Akademisi Ilmu Politik Universitas Nasional Firdaus Syam saat menjadi narasumber di rilis hasil survei Civil Society for Police Watch soal 'Pandangan Publik Terhadap Wacana Reposisi Polri' di Hotel Ibis Budget, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2025). Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Ilmu Politik Universitas Nasional Firdaus Syam menilai kondisi dan kinerja Polri saat ini sedang tidak baik-baik saja dan jauh dari kepercayaan publik.

Menurut Firdaus, berbagai peristiwa yang melibatkan anggota Polri seperti kasus pemerasan tersangka atau terdakwa, penembakan sesama anggota polisi atau terhadap warga sipil, kasus narkoba dan kasus-kasus lain merupakan puncak gunung es dari banyaknya persoalan di institusi Polri.

"Problem utama di institusi Polri, yakni budaya, mentalitas atau hipokrit. Kenapa budaya dan mentalitas Polri ini penting untuk kita soroti yakni dugaan kasus narkoba, penembakan, pemerasan dan sejenisnya," ujar Firdaus saat menjadi narasumber di rilis hasil survei Civil Society for Police Watch soal 'Pandangan Publik Terhadap Wacana Reposisi Polri' di Hotel Ibis Budget, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2025).

Firdaus mengatakan dirinya setuju-setuju saja jika dilakukan reposisi Polri yang saat ini berada langsung di bawah presiden, entah nanti menempatkan Polri di bawah kementerian atau lembaga.

Hanya saja, kata dia, sebelum dilakukan reposisi, perlu melakukan reformasi total di internal tubuh Polri, khusus pembenahan soal budaya, perilaku dan pendidikan di tubuh Polri.

"Terhadap reposisi saya setuju. Akan tetapi reposisi Polri harus dilalui dengan beberapa tahapan seperti pembenahan budaya, perilaku, pendidikan, atau sistem dalam melakukan perbaikan dan pembenahan terhadap institusi Polri,” tegas tandas Firdaus.

Menurut Firdaus, fakta hari ini, polisi sudah seperti militer. Padahal, kata dia, polisi itu tugasnya mengayomi, melayani dan menjaga ketertiban masyarakat.

Belum lagi, tambahnya, dugaan keterlibatan polisi dalam politik praktis serta dugaan kriminalisasi yang membuat warga takut menyampaikan aspirasi.

Menurut Firdaus, berbagai peristiwa yang melibatkan anggota Polri seperti kasus pemerasan tersangka atau terdakwa, penembakan sesama anggota polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News