Akademisi Unand Yakin MK Tak Sepakat Wewenang Kejaksaan Diamputasi
jpnn.com, JAKARTA - Dosen hukum tata negara Universitas Andalas (Unand) Feri Amsari yakin Mahkamah Konstitusi (MK) akan menolak uji materi yang akan mengamputasi kewenangan Kejaksaan mengusut kasus korupsi.
Pasalnya, kewenangan MK mengusut korupsi dimandatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Saya rasa MK akan memutuskan tidak mengabulkan perkara mereka karena bagaimanapun keberadaan institusi kejaksaan dalam (menangani) perkara-perkara pidana, termasuk kasus korupsi, adalah sesuatu yang konstitusional dan lumrah terjadi," kata Feri saat di Jakarta, Sabtu (8/7).
Menurut Feri, mandat konstitusi atas legalitas kejaksaan untuk menangani berbagai tindak pidana, termasuk korupsi, tertuang dalam Pasal 24 ayat (3) UUD 1945. Hal itu juga berlaku untuk Pemberantasan Korupsi (KPK).
Secara konstitusional, kejaksaan itu sama dengan KPK, berada di Pasal 24 ayat (3), yaitu badan-badan lainnya yang berkaitan dengan pengadilan diatur dalam undang-undang.
"Nah, pengaturan kejaksaan didelegasikan Undang-Undang Dasar kepada Undang-Undang Kejaksaan," paparnya.
Oleh karena itu, Feri yakin tidak mungkin kewenangan "Korps Adhyaksa" untuk mengusut kasus korupsi dihapuskan.
"Karena bagaimanapun konsep kejaksaan merupakan konsep umum yang harus ada dalam penanganan-penangan perkara pidana," jelasnya.
Dosen hukum tata negara Unand Feri Amsari yakin Mahkamah Konstitusi (MK) akan menolak uji materi yang akan mengamputasi kewenangan Kejaksaan
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Aktivis Anti Korupsi Dukung Penuh Cabup-Cawabup Mimika JOEL
- Hmm, OTT di Bengkulu Diduga Terkait dengan Pungutan buat Pilkada
- Periksa Cagub Bengkulu Menjelang Masa Tenang, KPK Disebut Terima Orderan