Akademisi Uncen Minta Lukas Enembe Ikut Jejak Nelson Mandela
jpnn.com, JAYAPURA - Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua, Laus Deo Calvin Rumayom meminta kasus dugaan korupsi yang menyeret Lukas Enembe ditangani dengan hati-hati.
Pasalnya, Lukas sebagai Gubernur Papua berada dalam komunitas masyarakat yang pernah mengalami trauma, pengalaman sakit hati, dan tidak percaya kepada negara.
“Sehingga kalau terjadi kasus korupsi seperti ini, harus dijelaskan kepada masyarakat, bahwa perkara ini tidak ada hubungannya dengan soal pelanggaran HAM, tetapi murni kasus penyalahgunaan kewenangan,” ujar Laus dalam siaran persnya, Sabtu (8/10).
Ketua Analisis Papua Strategis itu menjelaskan apabila isu soal jemput paksa tidak disertai dengan penjelasan, maka masyarkat akan memiliki kesimpulan sendiri.
Hal tersebut berdampak pada aparat penegak hukum yang kesulitan melaksanakan penindakan kepada Lukas Enembe.
Dia juga meminta KPK menjelaskan apa masalah sebenarnya sehingga tidak bisa menangkap atau menahan Lukas Enembe.
“Persoalan Gubernur Papua ini adalah masalah bersama. Kami tidak boleh biarkan Bapak Lukas sendiri, tidak boleh biarkan Pemerintah Provinsi Papua ini sendiri, tidak boleh biarkan KPK bergerak sendiri, TNI-Polri bergerak sendiri,” imbau Laus.
Dirinya melihat ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari peristiwa ini, yaitu pendekatan antropologis, pendekatan filosofis, dan pendekatan partisipatif.
Akademisi Universitas Cendrawasih (Uncen) meminta kepada Gubernur Papua Lukas Enembe untuk meniru sikap Nelson Mandela.
- Kejati Sumut Tahan Tersangka Korupsi Railink Station Kualanamu
- Nasib Sahbirin Noor Setelah Jadi Tersangka di KPK
- Eks Pemain Timnas U-20 Ini Jadi Tersangka Korupsi, Lihat Tangannya
- Kejari Tegal Tetapkan Mantan Kades Lebakgowah Tersangka Korupsi Dana Desa
- Manajer Pelelangan Ikan di Karawang jadi Tersangka Korupsi
- Kejati Papua Tetapkan 4 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana PON XX