Akademisi Ungkap 2 Tantangan Tata Kelola Intelejen di Indonesia

Dia menyebut lembaga BIN saat ini cukup akademis, dan adaptif seiring dengan perubahan pada lingkungan strategis.
"Penambahan kedeputian baru seperti siber dan komunikasi dan informasi," kata Rodon.
Diskusi dihadiri oleh para narasumber diantaranya adalah Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (2017-2020), Mayjen TNI (Purn) Dr. rer.pol. Rodon Pedrason, M.A, Dr. Rizal Darma Putra (Direktur Eksekutif LESPERSSI), Dr. rer.pol. Aditya Batara Gunawan (Ketua Program Studi Ilmu Politik Unversitas Bakrie), Muhammad Haripin, Ph.D (Peneliti Pusat Kajian Politik BRIN), Broto Wardoyo, Ph.D (Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Awani Yamora Masta, M.Si (Kepala Kantor Internasional FISIP UI), Diyauddin (Analis Utama Maha Data Lab 45), dan Andhika Dinata (Jurnalis inilah.com). (mcr10/jpnn)
Kepala Laboratorium Ilmu Politik) Universitas Bakrie Yudha Kurniawan mengungkapkan bahwa ada dua tantangan yang muncul terkait tata kelola intelijen yaitu
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Misbakhun Buka-bukaan Data demi Yakinkan Pelaku Pasar di Bursa
- Isu Kewenangan Intelijen Paling Kentara di RUU Kejaksaan
- Aksi Tolak RUU TNI Masih Berlangsung, Sejumlah Pedemo Dibawa Sukarelawan Medis
- RUU TNI Disahkan Jadi UU, Sekjen KOPI Kecam Segala Bentuk Aksi Kekerasan yang Mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa
- DPR Segera Bahas RKUHAP, Muncul Penegasan Penyidikan Harus Pakai CCTV
- Enggan Tanggapi Pengesahan UU TNI, Prabowo Hanya Tersenyum dan Lambaikan Tangan