Akal Sehat Bikin Tamat Kereta Cepat

Oleh Dahlan Iskan

Akal Sehat Bikin Tamat Kereta Cepat
Dahlan Iskan menikmati perjalanan dengan kereta api yang berhenti menjelang tiba di Rocky Mountains. Foto: Disway

Tapi putusan Mahathir sudah final. Proyek 350 km ini memakan biaya 110 miliar ringgit.

Tiongkok, sebagai yang punya proyek, tentu juga marah. Tapi Mahathir punya penasihat hebat: Robert Kuok. Raja gula dunia. Pemilik hotel-hotel Shangrila. Yang sangat dekat dengan Beijing. Umurnya tidak jauh dari Mahathir.

Singapura harusnya paham. Beban Malaysia terlalu berat. Ibarat harus main sepak bola, kakinya dibebani besi.

Singapura tidak punya beban itu. Ekonominya juga lagi baik. 

Tiongkok juga tidak punya beban. Saya yakin Singapura akan mengerti. Tiongkok akan mengerti.

Tentu Singapura tidak akan berpikir bahwa ini balas dendam. Akibat kejengkelan Mahathir masa lalu. Yang punya keinginan membangun jembatan antara dua negara. Sebagai pengganti causeway bay yang harus dibongkar. Yang ditolak Singapura.

Negara seperti Turki pun saat ini lagi pusing. Mata uangnya, lira, merosot 20 persen.  Setahun terakhir. Padahal bulan depan pemilu.

Malaysia sudah membuktikan pernah menjadi negara yang lolos krisis. Di masa jatuhnya Pak Harto. Kini Malaysia lagi menarik benang untuk menghadapi angin yang kian hilang.

Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Khususnya bagi negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, Thailand. Yang beban utangnya sangat besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News