Akankah Pemerintah Indonesia Berhasil Meyakinkan Warganya Pindah ke Ibu Kota Baru?

'Aliran sungai akan terganggu'
Proyek pembangunan ibu kota baru ini juga mendapat keluhan dari warga asli setempat, yang sudah tinggal lama dan terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Di desa Sepaku Lama, yang terletak di sebelah timur laut Nusantara, belasan warga dari suku asli Balik terpaksa merelakan tanah mereka untuk dijadikan lokasi bendungan baru, yang nantinya akan memasok air ke ibu kota baru.
Jikram, salah satu penduduk asli, mengatakan bendungan setinggi tiga meter tersebut mengambil 250 meter persegi dari lahan miliknya.
Biasanya ia menanam padi dan menjaring ikan dari sungai, namun sekarang sungai sudah dipagar.
Di depan pagar tersebut sekarang ada ceruk dalam, yang menurutnya sering banjir dan membahayakan bagi cucunya.
Jikram mengatakan pembayaran ganti rugi tanah yang diterimanya, yakni sebesar Rp60 juta, tidaklah memadai.
"Saya kehilangan mata pencarian. Sungai kami ditutup sehingga saya tidak mencari ikan.Ini dahulunya adalah bekas sungai," katanya menunjuk pada ceruk dalam di dekat rumahnya.
"Namun bendungan itu menutup aliran sungai."
Indonesia berencana untuk memindahkan 60 ribu orang dari Jakarta ke ibu kota Nusantara pada tahun 2025
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia