Akankah Presiden Bongbong Marcos Mengakhiri Pembantaian di FIlipina?
"Para pengedar yang dijebloskan ke penjara tentu saja kembali berjualan setelah keluar dari penjara," katanya.
Seorang aktivis sosial mengatakan sebenarnya ada cara lain bagi mereka yang berada di kelas ekonomi bawah untuk mendapatkan penghasilan, tetapi perdagangan narkoba dipandang sebagai "uang mudah".
Meskipun demikian, para pendukung korban perang narkoba menyebut perdagangan narkoba yang terus berlangsung di kalangan orang miskin seharusnya mendorong pemerintahan Bongbong Marcos untuk meninjaunya kembali.
Saat Duterte mundur, putrinya maju
Selama kampanye kepresidenannya, Ferdinand Bongbong Marcos Jr berjanji untuk mempertahankan kebijakan anti narkoba Duterte, tetapi menyebut dia akan "melakukannya dengan cinta".
Ia menjanjikan tambahan dana untuk program rehabilitasi dan untuk menggeser arah penegakan kampanye kepada "ikan besar", bukan yang rakyat di kelas ekonomi bawah.
Namun pendukung Presiden Marcos cenderung mendukung kampanye anti-narkoba Duterte, meski mendukung perubahan di dalamnya.
"Duterte melakukan bagian yang sulit untuk mengubah negara, mengguncang rakyat, dan membangunkan mereka," kata Vince Avena, komentator di Manila yang mendukung kampanye Bongbong Marcos.
Pemilihan putri Duterte, Sara, sebagai Wakil Presiden Filipina menggarisbawahi kelanjutan kebijakan "keras terhadap kejahatan" yang sedang diupayakan pemerintah baru.
Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden pada tahun 2016 dengan janji memerangi narkoba di Filipina
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan