Akar Rumput Inginkan Perubahan Agar Golkar Menjadi Cantik
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan terpaan yang dihadapi partai Golkar setelah ditahannya Setya Novanto atas kasus korupsi e-KTP bukan sebuah masalah berat.
Justru tantangan terberat yang dihadapi partai berlambang beringin hitam adalah ketika periode 1998-2003. Saat itu, partainya diminta publik agar dibubarkan, benderanya dibakar, karena dipandang partai orde baru.
Sementara yang terjadi sekarang ini menurut Bupati Purwakarta tersebut, merupakan akumulasi dari proses politik yang terjadi terhadap Golkar.
"Di mana tantangan yang dihadapi sekarang ini menurut saya tidak terlalu berat, ringan-ringan saja. Jauh dibanding Golkar waktu 1998-2003," kata Dedi dalam diskusi bertajuk "Beringin Diterpa Angin" di Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (25/11).
Dedy juga menyampaikan munculnya desakan segera diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mencari pengganti Setya Novanto, bukan dari DPD I Golkar Jabar yang dia pimpin, tapi suara akar rumput.
"Kalau bicara aspirasi (Munaslub), ini bukan aspirasi DPD satu, tapi kader di tingkat akar rumput. Kalau tidak percaya silakan tanya pengurus desa, pengurus kecamatan seluruh Indonesia, jangan tanya yang di DPR," sindirnya.
Dedi paham betul aspirasi akar rumput karena sudah mendengar langsung bahwa mereka menginginkan dilakukan perubahan, agar Golkar menjadi cantik.
Karena itu, katanya, apa yang menjadi beban partainya harus segera dilepaskan. Termasuk kasus e-KTP.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan terpaan yang dihadapi partai Golkar setelah ditahannya Setya Novanto bukan sebuah masalah berat.
- Golkar Sentil Supian Suri soal Kartu Depok Sejahtera
- Golkar Jaksel Patroli Mencari Perusak Baliho RIDO
- Golkar Bantah Isu Soal Putusan PTUN yang Batalkan SK Kemenkumham
- Agun Gunandjar Sebut KPK Tersangkakan 2 Orang Baru di Kasus e-KTP
- Kalah Berulang Kali, Bang Zul Memaknai Buah Kebaikan Tak Harus Dipanen Langsung
- Golkar DKI Siapkan Saksi TPS Mengawal Suara Ridwan Kamil-Suswono