Akbar Buchari, Pengusaha Muda Sukses yang Berangkat dari Keterpaksaan
Sebelum Urusi Manajemen, Jadi Mekanik Dulu
Minggu, 01 Juli 2012 – 15:01 WIB

Akbar Bukchari.
Keadaanlah yang memaksanya demikian. Semua diawali pada 1997, ketika ayahnya, Buchari Usman, menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Desa Buah Nabar, Kab. Deli Serdang (sekitar 32 km dari Bandara Polonia, Medan)."Mungkin kalau ayah masih hidup, saya sekarang baru lulus S-2 dan baru belajar bisnis. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu," ucap sarjana hukum dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan, itu.
Saat kecelakaan yang menimpa ayahnya itu terjadi, dia baru berumur sepuluh tahun. PO Kurnia pun untuk sementara berada dalam kendali sang paman. Baru pada 2004, saat duduk di bangku SMA, Akbar bergabung untuk membantu menjalankan bisnis keluarganya itu. Tak langsung mengurusi manajemen perusahaan, dia menjadi mekanik terlebih dulu. Sang ayah berpesan, pengusaha transportasi memang harus mengerti mesin. Sebab, itu adalah inti bisnis tersebut.
Akbar menceritakan, kala itu, sepulang dari sekolah, dia langsung meluncur ke pangkalan bus dan membantu para mekanik. Tugas itu tak dirasakannya sebagai beban. Selain harus menjalankan amanat ayahnya, Akbar suka mengutak-atik mesin karena dikenalkan oleh sang ayah sejak masih balita.
Oleh keluarga, Akbar memang disiapkan untuk menggantikan tugas ayahnya sebagai pemimpin perusahaan. Yakni, berperan sebagai pengambil keputusan karena dia anak pertama dari dua bersaudara. Ujian lain yang menerpa adalah kondisi keamanan NAD yang sempat kritis karena terjadi konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI.
Meninggalnya sang ayah memaksa Akbar Buchari harus belajar bisnis otobus sejak berusia 10 tahun. Teruji setelah ditempa berbagai kendala berat: mulai
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara