Akbar Dimusuhi, Ical Merugi

Akbar Dimusuhi, Ical Merugi
Akbar Dimusuhi, Ical Merugi
JAKARTA - Guru besar politik dari Universitas Indonesia (UI), Profesor Maswadi Rauf menilai perseteruan Ketua Dewan Penasihat Golkar Akbar Tandjung dengan Ketua umum Golkar Aburizal Bakrie mengenai elektabilitas calon presiden Partai Golkar masih dalam tataran demokrasi yang wajar. Menurutnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kubu Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie.

Lain halnya jika orang-orang dekat Ical yang menaggapinya emosional. Lantas kata dia, masalah ini segaja dikondisikan untuk memberikan sanksi Akbar Tandjung dengan alasan mengritik elektabilitas Ical. Maswadi mengatakan dengan pemberian sanski itu hanya akan merugikan Ical sebagai capres dan Partai Golkar karena menciptakan konflik yang membesar.

“Harusnya Akbar Tandjung dimanfaatkan oleh Ical, bukan malah secara terencana memusuhinya,” kata Maswadi Rauf, menanggapi usulan dari kubu Ical yang mewacakan pemberian sanksi bagi Akbar, di Jakarta, Jumat (28/12).

Akbar Tanjung didesak disanksi karena pernyataannya yang mengkritisi elektabilitas Ical sebagai Capres. Mantan ketua umum Golkar itu mengatakan jika tingkat keterpilihan Ical tidak naik hingga medio 2013, sebaiknya dievaluasi. Omongan ini kemudian memantik kemarahan orang-orang seperti Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Golkar, Muladi yang mengusulkan agar DPP memberi sanksi pada Akbar.

JAKARTA - Guru besar politik dari Universitas Indonesia (UI), Profesor Maswadi Rauf menilai perseteruan Ketua Dewan Penasihat Golkar Akbar Tandjung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News