Akbar Merasa Lebih Layak daripada Kalla

Sebagai Capres Partai Golkar

Akbar Merasa Lebih Layak daripada Kalla
Akbar Merasa Lebih Layak daripada Kalla
Dia mengingatkan, sekiranya suara beringin jeblok pada Pemilu 2009, maka Jusuf Kalla bisa dinilai tidak sukses mengemban tugas. Dengan begitu, kata Akbar, seharusnya ada konsekuensi politik yang diterima. "Misalnya, apakah patut menjadi simbol partai lagi? Dan kalau Golkar suaranya tidak nomor satu, jelas tidak bisa jemawa jadi capres," ungkapnya.

 

Dalam diskusi itu, Akbar juga mengkritik langkah SBY yang mengizinkan JK tetap menjadi ketua umum partai. Akibatnya, sekarang terjadi persaingan antara SBY dan JK untuk memopulerkan partai masing-masing. "Bukan karena saya tidak terpilih sebagai Ketum Golkar, tapi apakah ini (persaingan SBY-JK) merupakan pendidikan politik yang baik," kata Akbar.

 

Keseriusan untuk menjadi capres dalam Pilpres 2009 juga ditunjukkan Sutiyoso. Menurut dia, deklarasi awalnya sebagai capres memang dilakukan secara independen. Dia ingin mempertahankan corak non partisannya. Meskipun banyak partai baru yang menawari dirinya untuk menjadi pemimpin partai tersebut.

 

"Jadi, andaikata amanah (capres) itu dibebankan kepada saya, saya tidak hanya mengurus golongan atau parpol sendiri, tapi seluruh rakyat," katanya. Meskipun begitu, dia sangat menyadari capres harus didukung parpol. "Untuk itu, saya sudah mempersiapkan tim gabungan purnawirawan dan akademisi," cetusnya.

 

JAKARTA – Perang terbuka antara kader-kader Golkar semakin frontal. Akbar Tandjung merasa lebih pantas menjadi capres Golkar daripada Jusuf

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News