Akhir Kejayaan ''Raja'' Kutai Modern Syaukani Hasan Rais (2-Habis)
Suka Bikin Acara Wah dan Bagi-Bagi Uang
Selasa, 24 Februari 2009 – 06:14 WIB
Akhir Kejayaan ''Raja'' Kutai Modern Syaukani Hasan Rais (2-Habis)
Niat itu muncul beberapa bulan setelah Syaukani dilantik sebagai bupati Kukar periode pertama 1999. Kala itu, dia menghidupkan kembali Kesultanan Kutai bukan dengan maksud untuk memunculkan feodalisme di daerah, namun sebagai upaya pelestarian warisan sejarah dan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia.
Obsesinya menghidupkan kembali Kesultanan Kutai bertambah kuat tatkala dia bersama Putra Mahkota Kutai H Aji Pangeran Praboe Anoem Soerja Adiningrat menghadap Presiden Abdurrahman Wahid di Bina Graha Jakarta, 7 November 2000. Presiden Gus Dur merestui dikembalikannya Kesultanan Kutai Kartanegara kepada keturunan sultan Kutai, yakni putra mahkota H Aji Pangeran Praboe. Setahun kemudian, putra mahkota dinobatkan menjadi sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar Sultan H Aji Muhammad Salehuddin II.
Sejak saat itu, hubungan Syaukani dengan kerabat kesultanan kian mesra. Berbagai upacara pelestarian adat istiadat mulai digelar. Tentu saja dengan support pendanaan dari pemerintah daerah.
Mantan ketua DPD Partai Golkar Kaltim itu punya hobi bikin acara mendunia. Pergelaran kejuaraan tinju dunia Chris John, misalnya, dua kali dipentaskan di Tenggarong. Yakni, saat Chris John menghadapi Jose ''Cheo'' Rojas, petinju asal Venezuela, 3 Desember 2004, dan petinju asal Meksiko Juan Manuel Marquez, 4 Maret 2006. Kedua pertandingan itu pun dimenangi Chris John.
Semasa menjabat bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dua periode, Syaukani dikenal sangat flamboyan sekaligus bertangan besi. Dia merangkul bawahan yang
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu