Akhir Masa Jabatan, Pers jadi Musuh Presiden
Sabtu, 06 Agustus 2011 – 14:01 WIB
JAKARTA - Wartawan senior, Albert Kuhon menilai, para penguasa hanya dekat dengan pers ketika pemimpin negara itu baru menduduki jabatanya. Namun, ketika diujung pemerintahanya, pers dianggap musuh. Pada Tahun 1965 kata Albert, ketika Indonesia dipimpin presiden Soeharto, hubungan penguasa saat itu sangat dekat dengan pers. Begitu juga, zaman Presiden BJ Habibie, begitu dia memimpin Indonesia terjadi peningkatan jumlah media dari ratusan mencapai ribuan.
"Hubungan antara media dengan penguasa ada naik turunnya. Pada saat penguasa baru naik, dia (presiden) sangat dekat dengan pers," kata Albert saat diskusi bertajuk Pers Indonesia di Warung Daun, Cikini, Sabtu (6/8).
Baca Juga:
Menurut Albert, fenomena kedekatan pers dengan penguasa tidak hanya terjadi pada pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhotono (SBY) sekarang ini. Tetapi, dari zaman kepemimpinan Presiden Soekarno, pers diperlakukan dengan hal serupa.
Baca Juga:
JAKARTA - Wartawan senior, Albert Kuhon menilai, para penguasa hanya dekat dengan pers ketika pemimpin negara itu baru menduduki jabatanya. Namun,
BERITA TERKAIT
- 6 Kecamatan di Sragen Dilanda Banjir Imbas Hujan Deras
- BMI Gandeng Mahasiswa dan Pemuda Gelar Indonesian Youth Summit 2025
- Pesawat A400M Pertama untuk Indonesia Masuki Tahap Perakitan Akhir di Seville
- Guru Besar Sebut Hasto Punya Hak Perlindungan di Kasus Harun Masiku
- Profil Aguan, Konglomerat yang Terseret Polemik Pagar Laut Misterius di Tangerang
- Tanggul Sungai Cabean Jebol, Tiga Desa di Demak Dilanda Banjir