Akhir Pekan, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melorot
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan terkoreksi.
Rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 14.300 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.267 per USD.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, rupiah melorot karena dibayangi berbagai faktor eksternal.
"Memang hari ini tertekan cukup signifikan dan terkoreksi menembus Rp 14.300 per USD. Pergerakan pasar, baik currencies, saham, dan SBN semua mengalami volatilitas signifikan selama beberapa hari terakhir," kata di Jakarta, Jumat (5/3).
Sentimen utama pelemahan rupiah, lanjut Rully, masih dipicu oleh pergerakan imbal hasil obligasi AS.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun menguat ke level 1,55 persen. Para pelaku pasar berekspektasi akan semakin tingginya tingkat inflasi di AS pasca-pernyataan Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell tadi malam.
"Memang di saat seperti ini akan dominan sentimen global. Pasar masih akan mencermati perkembangan imbal hasil obligasi AS. Belum ada statement dari The Fed yang bisa menenangkan pasar," ujar Rully.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.315 per USD. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.280 per USD hingga Rp 14.340 per USD.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan terkoreksi akibat faktor eksternal dan internal.
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan