Akhir Tahun, Rupiah Bisa Rp 15.600 per USD
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Instute For Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah menjadi Rp 15.200 - Rp 15.600 per USD hingga akhir tahun nanti.
Menurut Bhima, pelemahan itu masih dipicu tekanan perekonomian global.
"Dari sisi global data tenaga kerja AS cukup positif sehingga memicu spekulasi kenaikan Fed rate yang lebih agresif. Dari Eropa kondisinya masih mengkhawatirkan ada ketidakpastian Brexit dan parlemen Italia," ujar Bhima, Sabtu (6/10).
Bhima menambahkan, kenaikan harga minyak menjadi USD 85 per barel turut memberi dampak.
Sebab, hal itu mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) lantaran biaya impor yang semakin mahal.
"Impor migas akan sedot devisa secara alamiah. Sampai akhir tahun CAD bisa tembus tiga persen," tutur Bhima.
Dia menambahkan, Turki dan Argentina mengalami krisis karena CAD-nya jelek.
“Ini kemudian memicu panic sell off dari investor asing. Seminggu terakhir asing lepas Rp 1,6 triliun dari pasar modal. Outlook ekonomi Indonesia masih dibayangi stagnasi pertumbuhan di kisaran lima persen," kata Bhima. (hap/jpc/jpnn)
Bhima Yudhistira memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah menjadi Rp 15.200 - Rp 15.600 per USD hingga akhir tahun nanti.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Ini Penyebab Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS
- Sambut Investasi Apple di Indonesia, Pemerintah Diimbau Perkuat 4 Hal Ini
- Awal Tahun, USD Hari Ini Masih Bertengger di Rp 16 Ribuan, Kapan Turun?
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain