Akhir Tragis Pemimpin Perempuan Asia: Korupsi hingga Peluru
jpnn.com - Asia produktif melahirkan pemimpin perempuan. Tapi, tak sedikit yang akhirnya harus mengakhiri jabatan dengan tragis.
Berikut ini beberapa di antara mereka. (*/BBC/history.com/c16/ttg)
1. Yingluck Shinawatra (PM Thailand, 2011–2014)
Pada 2011 atau lima tahun setelah sang kakak, Thaksin Shinawatra, dilengserkan lewat kudeta militer, Yingluck melenggang ke kursi PM. Bahkan, oposisi mencibirnya sebagai boneka sang kakak. Tiga tahun berkuasa, Yingluck terseret skandal subsidi beras dan dilengserkan dari jabatannya pada 7 Mei 2014. Bulan lalu saat sidang vonis seharusnya digelar, dia melarikan diri lewat perbatasan Kamboja dan kini tak diketahui keberadaannya. (*)
2. Park Geun-hye (Presiden Korsel, 2013–2017)
Dia adalah perempuan pertama di Asia Timur yang terpilih sebagai pemimpin lewat proses demokrasi. Darah biru mengalir dari ayahnya, Park Chung-hee, mantan presiden Korsel. Sempat berada di urutan ke-11 perempuan paling berpengaruh versi Forbes pada 2013, kepemimpinan Park berakhir pahir. Mei lalu dia terpaksa lengser dengan tidak hormat karena terindikasi korupsi. Kini perempuan 65 tahun itu mendekam di penjara sebagai tahanan. Dia dikenai empat dakwaan. (*)
Asia produktif melahirkan pemimpin perempuan. Tapi, tak sedikit yang akhirnya harus mengakhiri jabatan dengan tragis.
- Persma Unair: Khofifah Inspirasi Generasi Muda Jatim dan Pemimpin Perempuan TerbaiK
- Laporan Women in Business 2024, Grant Thornton Ungkap Tantangan Kesetaraan Gender
- Hari Kartini 2024, Dirut Pertamina Dorong Perempuan Berkarier dan Optimalkan Potensinya
- Clara Aprilia: Perempuan Kini Makin Lantang dan Berani Menyuarakan Pendapat
- Berziarah ke Makam Fatmawati, Basarah PDIP: Wajar Sebagai Bangsa Memuliakan Pemimpin Perempuan
- Pupuk Indonesia Dukung Kepemimpinan Perempuan di BUMN