Akibat Diskriminasi Harga, Perempuan Australia Bayar Lebih Mahal Dari Pria
"Tampaknya itu tidak adil, itu benar-benar tidak adil," ucapnya.
Kesenjangan upah gender di Australia, baru-baru ini, mencapai rekor tertinggi yakni 18,8%, dengan pekerja perempuan penuh waktu berpenghasilan rata-rata lebih sedikit 300 dolar (atau setara Rp 3 juta) per minggu dibanding pria.
Kampanye kelompok ini mengunggah sejumlah contoh kesenjangan harga berbasis jender di halaman Tumblr mereka, dengan Lego, kalkulator dan bahkan telur cokelat membuat para gadis mengeluarkan uang lebih banyak.
Dalam satu toko di Australia, dua pak pena merek ‘Bic’ "untuk perempuan" seharga 4,50 dolar (atau setara Rp 45 ribu), sedangkan untuk pria hanya 4,00 dolar (atau setara Rp 40 ribu).
Kelompok ini juga mendorong para pembeli di Australia untuk berbicara dan berbagi foto-foto pajak merah muda di rak toko.
Bagi konsumen yang ingin mengejar hal-hal lebih jauh dari media sosial, disarankan melaporkan harga diskriminatif itu kepada anggota Parlemen setempat dan mengajukan keluhan pada lembaga perlindungan konsumen ACCC.
Pakar konsumen memperingatkan para perempuan Australia yang mengincar diskon pasca-Natal agar berbelanja seperti pria, atau berbelanjalah di tempat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata