Akibat Embargo di India, Pengiriman Vaksin AstraZeneca ke Indonesia Ditunda
jpnn.com, JAKARTA - Rencana pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia periode Maret dan April 2021 ditunda akibat embargo yang terjadi di India.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, situasi ini terjadi karena India sedang mengalami kenaikan kasus COVID-19, sehingga tidak mengizinkan vaksin tersebut keluar dari negara tersebut.
"Jadwalnya kita (Indonesia) dapat vaksin gratis dari Covax-GAVI, sudah dapat kemarin vaksin AstraZeneca gratis 1,1 juta dosis. Rencananya kita dapat 2,5 juta pada 22 Maret, kemudian April akan dapat 7,8 juta dosis. Ternyata ditunda, karena ada isu India embargo vaksin," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers secara daring, Sabtu (27/3) malam.
Budi Gunadi mengatakan India memiliki kemampuan produksi vaksin AstraZeneca paling besar di dunia.
Dijelaskan, Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca di Indonesia, sedang berupaya menjadwalkan ulang pengiriman vaksin AstraZeneca ke sejumlah negara.
Menteri Kesehatan bersama Kementerian Luar Negeri dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) guna mengupayakan vaksin AstraZeneca bisa dikirim ke Indonesia pada Mei atau Juni 2021.
"Nanti saya bersama Menlu segera membicarakan ini dengan WHO, dan mudah-mudahan Mei atau Juni sudah bisa lagi dilakukan pengiriman," katanya.
Budi menyebutkan, jumlah peserta vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 10 juta orang hingga Jumat (26/3) dengan kecepatan vaksinasi di Indonesia sudah sesuai dengan ketersediaan vaksin.
Rencana pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia ditunda akibat embargo yang terjadi di India.
- Celeng Banteng
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Powergrid Pilih Teknologi HVDC Hitachi Energy untuk Menghubungkan Energi Terbarukan India
- AstraZeneca & Good Doctor Berkolaborasi Dalam Pemanfaatan Aplikasi Kesehatan Digital
- Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India
- Tingkat Kelahiran Bayi Prematur di Indonesia Masih Tinggi, AstraZeneca Edukasi Bahaya Infeksi RSV