Akibat Kesalahan Diplomasi Nurdin
Terus Mengekor Bin Hammam
Rabu, 06 April 2011 – 05:15 WIB

Nurdin Halid.
Hal itu dikhawatirkan bakal membuat semangat reformasi yang diusung akan tergerus sedikit demi sedikit. Jika itu terjadi, tentu pembentukan Komite Normalisasi bakal terasa percuma.
Apalagi jika ternyata nantinya Joko bisa "diremote" oleh Nurdin. Boneka-boneka yang dipasang Nurdin itulah yang selama ini sering luput dari perhatian pecinta sepakbola Indonesia. Mereka terlalu terfokus bagaimana menjatuhkan Nurdin, tanpa mengingat bahwa lelaki asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut bakal menaruh orang kepercayaannya di PSSI.
"Ibaratnya sama saja memasukkan paku ke dalam roti yang akan kita makan. Ingat, PSSI itu bukan hanya Ketum, tapi juga Komite Eksekutiv (Exco) yang juga punya peranan besar," tegas Djoko.
Di sisi lain, Djoko juga memberikan usul pada gerakan pro reformasi untuk tetap menjalankan kongres di Surabaya. Dia menyatakan bahwa FIFA tak akan bisa berbuat apa-apa jika para pemilik suara di kongres ternyata memilih George Toisutta sebagai Ketum PSSI.
JAKARTA - Alasan terbentuknya Komite Normalisasi akhirnya terkuak. Selain karena buruknya kinerja PSSI, hal itu tak lepas dari kesalahan diplomasi
BERITA TERKAIT
- Sudirman Cup 2025: Menanti Sinergi Pemain Senior dan Junior
- NBA Playoffs: Thunder Mencukur Grizzlies dengan Rekor Gila!
- Final Four Proliga 2025: Hanya LavAni yang Belum Ternoda
- Arema Lakoni 2 Partai Kandang di Bali, Bukan Hanya Melawan Persebaya
- 2 Kartu Merah, Uzbekistan Juara Piala Asia U-17 2025
- Cek Klasemen Final Four Proliga 2025: Jakarta LavAni Belum Terkalahkan