Akibat Penghindaran Pajak, Triliunan Dolar Berpindah dari Negara Ekonomi Berkembang
Sejak tahun 2010, jumlah kekayaan global yang disimpan di lepas pantai telah meningkat dari sekitar 9 triliun dolar (atau setara Rp 90 kuadriliun) menjadi 12,1 triliun dolar (atau setara Rp 121 kuadriliun) pada akhir tahun 2014.
Negara kaya punya peluang ambil alih
Profesor James mengatakan, 30 negara teratas menyumbang sekitar 94% dari total pelarian pajak itu, "dengan rezim otoriter atau rezim kleptokrasi (korup) menyumbang setidaknya 80% dari kondisi itu".
Namun ia menyebut, bergantung kepada negara maju seperti Australia untuk memerangi masalah tersebut.
"Saya pikir itu terserah pihak yang mampu, Anda tahu kleptokrat sedang mencari tempat dengan aturan hukum dan pengadilan independen untuk melindungi aset mereka," katanya.
Prof James menerangkan, "Ini benar-benar bergantung pada negara-negara OECD seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Uni Eropa dan tentu saja, Swiss, sebagai penerima uang ini dalam jumlah besar, sehingga negara-negara kaya di dunia-lah yang memiliki kesempatan untuk mengambil alih ini."
Jika tak sekarang, kapan lagi?
Para pemimpin dunia akan bertemu dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Anti-Korupsi Inggris, minggu depan.
Penelitian terbaru mengungkap, lebih dari 12 triliun dolar (atau lebih dari Rp 120 kuadriliun) telah tersedot keluar dari Rusia, China dan sejumlah
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan