Akibat Perang Dagang, Pemasok Apple Pindahkan Operasi dari China ke Vietnam
Awal bulan ini, pejabat Taiwan mengatakan bahwa hampir 30 perusahaan telah meninggalkan China dan beralih ke Taiwan, dengan alasan terkena dampak perang dagang.
Pendiri lembaga pemikir Taiwan GoldenRock, Jason Wu mengatakan banyak perusahaan Taiwan ini meninggalkan China, bukan saja karena perang dagang, juga karena situasi politik China yang semakin tegang di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.
"Banyak pengusaha Taiwan terus memantau situasi." kata Wu kepada ABC.
"Karena selain perang dagang, semakin ketatnya situasi politik dan ekonomi dan juga kesulitan keuangan yang ada di China menjadi masalah mengapa perusahaan Taiwan memikirkan untuk pindah ke tempat lain."
Jason Wu mengatakan Taiwan sudah memberi sumbangan besar bagi industri manufaktur China selama satu generasi terakhir khususnya di bidang elektronik dan manufaktur, karena China memberikan kondisi yang bagus bagi kehadiran bisnis asal Taiwan.
Dari Made in China menjadi Made in South-East Asia
Photo: Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump terlibat perang dagang antar kedua negara. (Reuters: Carlos Barria)
Perusahaan Jepang di China juga dilaporkan mengalami dampak atas meningkatnya perang dagang antara AS dan China.
Di kota Suzhou, di China Timur dimana terdapat banyak perusahaan asing, sejumlah perusahaan Jepang telah menutup operasi secara permanen sejak tahun lalu, menurut media resmi pemerintah China 21st Century Business Herald.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata