Akibat Teroris, Para Perempuan Paling Menderita
Senin, 13 Desember 2010 – 07:07 WIB
JAKARTA - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai korban yang paling menderita dari serangkaian aksi terorisme adalah para perempuan. "Termasuk istri-istri orang yang disebut polisi sebagai teroris itu," kata Huda yang aktif melakukan pemberdayaan terhadap keluarga mantan kombatan itu.
Abu Tholut misalnya mempunyai tujuh anak. Setelah ditangkap, istrinya tentu harus menghidupi keluarganya. "Saat diumumkan sebagai DPO dia juga mempunyai anak bayi yang baru saja lahir. Jadi selain istri, anak-anak mereka juga jadi korban," kata Huda saat dihubungi, Minggu (12/12).
Baca Juga:
Hal yang sama juga dialami Utomo Pamungkas, salah satu senior Huda di Ponpes Ngruki, Solo, Jawa Tengah. - Istrinya yakni ukhti Titin juga harus hidup bersama anak-anaknya tanpa suami," katanya. Utomo divonis seumur hidup karena dianggap ikut terlibat dalam perencanaan Bom Bali 1.
Tentu, selain istri teroris, istri korban juga menderita. Huda mencontohkan keluarga Haji Cholil Maksum yang ditemuinya di Bali. Menantunya bernama Imawan, korban serangan bom bunuh diri 12 Oktober 2002 yang tewas di tempat kejadian.
JAKARTA - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai korban yang paling menderita dari serangkaian aksi terorisme adalah para
BERITA TERKAIT
- Cerita Saksi di Sidang Kasus Korupsi Timah, Mengaku Pernah Ditolong Harvey Moeis
- Sebagian Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Lebat, BMKG Imbau Warga Waspada
- Terbit SK Panglima TNI, Mayjen Ariyo Windutomo Dilantik Jumat Pagi
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Kuburannya Akan Digali untuk Ekshumasi
- Pernyataan Presiden Prabowo Bikin Penasaran Guru Honorer Non-Sertifikasi
- 5 Berita Terpopuler: Tidak Seluruh Honorer Lulus PPPK, Ada yang Cawe-Cawe, Dinilai Sangat Merusak