Akil: Demi Pencitraan, Ada Profesor Hukum Asbun
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar menyebut ada sejumlah pihak yang mencoba memanfaatkan kasusnya sebagai ajang pencitraan. Hal ini diungkapkan Akil dalam nota keberatan atau eksepsi di persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (27/2).
"Komentar-komentar dari para 'pengamat bodong' sampai dengan 'bakal calon presiden' yang sudah mengkhayal untuk menjadi presiden di Republik ini, termasuk profesor di bidang hukum yang tidak mengerti persoalan tapi bicara asbun (asal bunyi), dengan memanfaatkan kasus saya untuk pencitraan diri," kata Akil.
Menurut Akil, mereka seolah-olah paling benar dan yang akan mengadili perkara yang menjeratnya. "Bukan oleh majelis hakim yang mulia di pengadilan, sebagai tempat saya mencari kebenaran dan keadilan," ujarnya.
Akil mengatakan, kejutan untuknya juga datang dari pernyataan pimpinan KPK. Mereka menyatakan akan menuntutnya seberat mungkin. Padahal proses persidangan baru digelar dengan agenda pembacaan surat dakwaan. "Yang materinya pun masih saya ajukan keberatan dan persoalkan," ucapnya.
Dalam eksepsinya, Akil juga menyebut dirinya sejak semula sudah diskenariokan untuk dijadikan sebagai penjahat. Bukan hanya ketika dia menjabat sebagai hakim dan Ketua MK, tetapi juga ketika menjabat sebagai anggota DPR RI 1999.
"Dengan sangkaan dan dakwaan yang alasannya dicari-cari sedemikian rupa untuk memojokkan dan menggambarkan bahwa saya selama memangku jabatan tersebut telah secara terus menerus melakukan berbagai kejahatan yang sesungguhnya hal tersebut merupakan fitnah yang kejam dan mendzalimi saya," ujar Akil.
Bekas anggota dewan itu bersyukur jaksa penuntut umum pada KPK tidak menyatakan dirinya sebagai penjahat dari sejak lahir. "Untung saja penuntut umum KPK tidak menyatakan sejak lahir ke dunia, saya telah menjadi seorang penjahat," tandasnya. (gil/jpnn)
JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar menyebut ada sejumlah pihak yang mencoba memanfaatkan kasusnya sebagai ajang pencitraan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mayor Teddy Bantah Erdogan Walk Out Saat Prabowo Pidato, Ini Penjelasannya
- Kolaborasi PLN UIP KLT dan BPN Telah Terbitkan 239 Sertifikat Aset
- Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang Tewaskan 4 Orang, Salah Satunya Sopir
- Ribuan Honorer K2 & Non-ASN TMS Gagal Daftar PPPK 2024 Tahap 2, Astaga!
- Suparta Divonis 8 Tahun Penjara dan Ganti Rugi Rp 4,5 Triliun, Pengacara Bilang Begini
- Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI untuk Akselerasi Industri 4.0