Akmal Sebut Pelaksanaan Otda Menghasilkan Banyak Perubahan
“Gini ratio membaik, juga pelayanan publik meningkat,” katanya.
Meski demikian, Arya mengakui tingkat kesenjangan masih tinggi.
Pada 2001 sebanyak 59 persen pendapatan nasional disumbang oleh Jawa dan sekarang sebanyak 60 persen pendapatan nasional masih disumbang Jawa.
“Jadi, tidak ada yang berubah. Meski ada pertumbuhan tetapi daerah-daerah yang dulu makmur tidak berubah. Contoh Jakarta, 1999 pertumbuhan ekonomi tinggi, kini 20 tahun setelahnya tetap tinggi."
"Begitu juga daerah yang pertumbuhan ekonomi rendah 20 tahun kemudian tetap rendah,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif KPPOD Herman N Suparman memaparkan KPPOD meluncurkan tiga buku memuat tulisan para pengurus KPPOD dan para pakar, dalam rangka refleksi 20 tahun pelaksanaan otonomi daerah pasca-reformasi.
Masing-masing buku berjudul 'Janji Otonomi Daerah: Perspektif Otonomi'.
Kemudian, 'Empat Wajah Desentralisasi: Membaca Dekade Kedua Otonomi Daerah di Indonesia' dan berjudul, 'Otonomi Daerah: Gagasan dan Kritik (Refleksi 20 Tahun KPPOD)'.(gir/jpnn)
Akmal Malik menyebut pelaksanaan Otonomi Daerah telah menghasilkan banyak perubahan.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Ditjen Bina Keuangan Daerah dan KPK Gelar Rapat Koordinadi untuk Membahas Draf MCP Tahun 2025-2026
- Ary Ginanjar Apresiasi Komitmen Kemendagri Membangun ASN Ber-AKHLAK
- Masa Jabatan Selesai, Tabrani Resmi Melepas Tugas Pjs Wali Kota Tangsel
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Bappenas Tekankan Pentingnya Tata Kelola Perdesaan yang Adaptif
- LSM Gempur Papua Ajukan 3 Laporan ke Bawaslu