Akselerasi Penerapan Pajak Karbon, PLN & ECADIN Bangun Kerja Sama dengan Eropa
Peningkatan kapasitas dengan European Commission of Climate Action dirasa mampu meningkatkan potensi Indonesia dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.
"PLN sebagai satu satunya BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan mempunyai potensi pengembangan yang besar. Melalui kerja sama dengan Eropa, PLN dapat menyerap informasi dan mekanisme dalam pengembangan energi bersih, sehingga dapat meningkatkan kapasitas perseroan dalam mencapai target pengurangan emisi karbon," ujar Andri.
Deputy Head of Unit Policy Coordination, International Carbon Markets, European Commission, DG Climate Action Gregorin Polona menjelaskan, sejumlah negara di Eropa telah menerapkan skema ETS sejak 2005.
Bahkan dari skema ETS, para negara anggota yang tergabung bisa meraup tambahan pendapatan yang cukup signifikan.
Menurut dia, dalam upaya pengurangan emisi global harus dilakukan bersama.
Kolaborasi antara perusahaan dan stakeholder menjadi kunci penting dalam mengeksekusi perdagangan karbon sebagai salah satu strategi penurunan emisi.
"Pada awalnya memang banyak pihak yang wait and see, namun melihat tren yang terus tumbuh dan revenue yang bisa didapat secara signifikan mampu mendorong keterlibatan banyak pihak," ujar Polona.
Dalam menjalankan ETS, EU juga membuka ruang diskusi dan menampung semua aspirasi negara anggota.
PLN mengadaptasi mekanisme Emissions Trading System (ETS) yang sudah dilakukan di Eropa untuk bisa diterapkan di Indonesia.
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- PLN Indonesia Power Raih Platinum Rank di Ajang ASRRAT 2024
- Berdikari Berkomitmen Beri Harga Terjangkau untuk Daging Ayam hingga Kerbau
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru