Akselerasi Yasonna
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Partai-partai kanan disatukan dalam PPP. Partai-partai sekuler dilebur dalam PDI. Diciptakanlah partai tengah yang dominan yang tidak disebut partai: Golkar.
Penentangan luar biasa, tetapi yang menentang ditendang. Komando Jihad diciptakan sebagai jebakan untuk memberangus ekstremis dalam Islam.
Partai nasionalis, Partai Kristen, dan Katolik disatukan dengan konsensus: ketua umumnya harus Banteng, sekjennya harus dari partai Kristen.
Kata ''konsensus'' menjadi mantra saat itu –mirip mantra demokrasi saat ini.
Mantra ''konsensus'' dipuja sebagai tandingan atas konsep demokrasi –yang distigmakan secara negatif dengan istilah demokrasi liberal.
Semua keputusan diambil berdasar konsensus. Bukan dengan pemungutan suara. Hasil pemilu bisa diketahui dengan cepat –Golkar pasti menjadi pemenangnya.
Apa yang terjadi sekarang sama sekali tidak sekejam yang terjadi pasca ditetapkannya ''Akselerasi Pembangunan 25 tahun''.
Bagi yang merasa drama politik sekarang ini kejam, ketahuan: Anda tidak pernah menikmati lezatnya KKN di masa Orde Baru.(*)
Video Terpopuler Hari ini:
SEMUANYA persis sesuai dengan skenario. Sampai ke tanggal-tanggalnya. Termasuk tanggal pergantian anggota kabinet periode kedua Presiden Jokowi.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi
- Menteri Prabowo Temui Jokowi, Jubir PSI: Silaturahmi Idulfitri kok Dicurigai?
- Menteri Prabowo Temui Jokowi, PSI: Itu Tradisi Demokrasi
- Link Streaming Final Four Proliga 2025: Megawati Cs Siap Menghadapi Popsivo Polwan
- Loyal demi Negeri, Misbakhun Batal Ikut Maraton di AS
- Cermin Sikka
- Pemerintah RI dan Kerajaan Arab Saudi Sepakat Kembangkan Mineral Kritis