Akselerasi Yasonna

Oleh: Dahlan Iskan

Akselerasi Yasonna
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Partai-partai kanan disatukan dalam PPP. Partai-partai sekuler dilebur dalam PDI. Diciptakanlah partai tengah yang dominan yang tidak disebut partai: Golkar.

Penentangan luar biasa, tetapi yang menentang ditendang. Komando Jihad diciptakan sebagai jebakan untuk memberangus ekstremis dalam Islam.

Partai nasionalis, Partai Kristen, dan Katolik disatukan dengan konsensus: ketua umumnya harus Banteng, sekjennya harus dari partai Kristen.

Kata ''konsensus'' menjadi mantra saat itu –mirip mantra demokrasi saat ini.

Mantra ''konsensus'' dipuja sebagai tandingan atas konsep demokrasi –yang distigmakan secara negatif dengan istilah demokrasi liberal.

Semua keputusan diambil berdasar konsensus. Bukan dengan pemungutan suara. Hasil pemilu bisa diketahui dengan cepat –Golkar pasti menjadi pemenangnya.

Apa yang terjadi sekarang sama sekali tidak sekejam yang terjadi pasca ditetapkannya ''Akselerasi Pembangunan 25 tahun''.

Bagi yang merasa drama politik sekarang ini kejam, ketahuan: Anda tidak pernah menikmati lezatnya KKN di masa Orde Baru.(*)

Berita Selanjutnya:
Bus Bukan


Video Terpopuler Hari ini:

SEMUANYA persis sesuai dengan skenario. Sampai ke tanggal-tanggalnya. Termasuk tanggal pergantian anggota kabinet periode kedua Presiden Jokowi.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News