Aksi Bela Ulama Diwarnai Dua Kali Keributan Kecil
“Akibat pernyataan gubernur itu, akibatnya ustadz Sobri Lubis pada waktu itu (dipulangkan). Bahkan panitia pun tidak boleh untuk ketemu,” sesalnya.
Ia bahkan menyayangkan sikap Gubernur Cornelis yang bukannya mendinginkan suasana, justru menunjukkan kesan arogan. Salah satunya, dia mencontohkan pidato singkat gubernur saat deklarasi damai di Mapolda Kalbar beberapa hari sebelumnya.
“Padahal saat itu acara sudah ditutup, ambil mic, memperlihatkan arogansinya. Ini tempat orang loh, lembaga yang berbeda, itulah contoh arogansi,” tandas Hasan.
Aksi hari ini, sebut dia, merupakan akumulasi dari tidak terpenuhinya rasa keadilan masyarakat. “Contoh kasus Sintang. Hingga hari ini belum selesai dan sampai dimana kita ndak tahu. Adanya orang yang membawa senjata tajam di runway bandara. Belum lagi hal-hal yang lain,” ungkapnya.
Ia meminta Kapolda Erwin dapat menegakkan keadilan untuk seluruh masyarakat tanpa pandang bulu.
“Kita berharap dengan adanya seperti ini, kebijakan yang akan diambil, baik itu publik maupun kebijakan keamanan, dapat memenuhi rasa keadilan seluruh masyarakat. Tidak lagi berpihak pada penguasa, tidak lagi berpihak pada kelompok-kelompok tertentu, yang tentu kita menyadari ada indikasinya seperti itu,” papar Hasan.
Syarif Hasan Basri bahkan menuding ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan politik dari situasi ini.
“Karena polanya sama ni. Tahun 2012 kita dibenturkan, ada gesekan fisik menjelang Pilkada. Seperti sekarang lah kondisinya. Nah ini muncul lagi ini menjelang 2018, ada apa?” tanyanya.
Sekitar lima ribu massa Aksi Bela Ulama memenuhi ruas jalan Ahmad Yani Kota Pontianak, Kalbar, kemarin siang (20/5).
- Survei LSI: Jelang Pilwalkot Pontianak, Petahana Kokoh di Angka 72,7 Persen
- Geliatkan Industri Pertambangan Kalbar, CKB Logistics Resmikan Kantor Baru di Pontianak
- Jokowi Berpamitan kepada Warga di Pontianak: Saya Mohon Maaf
- Sembahyang Rebutan
- No Day
- Mbak FN Tewas Terjatuh dari Lantai 3, Pemilik K-Gym Tersangka