Aksi Brutal Polisi, DPR Desak Jokowi Copot Kapolri

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmon Junaedy Mahesa menilai Kapolri Jenderal Polisi Sutarman sudah memihak kepentingan penguasa. Karenanya, ia meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot jabatan yang dipangku Sutarman.
Pernyataan ini disampaikan Desmond menyikapi aksi brutal aparat kepolisian di Makassar, dalam melakukan pengamanan terhadap aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan, Kamis (13/11). Selain menyerang ke dalam kampus UNM, polisi juga menganiaya wartawan.
Desmond menyebut tindakan itu membuktikan posisi Sutarman sebagai Kapolri sudah memihak penguasa yang berencana menaikkan harga BBM dengan dalih menekan lebarnya defisit anggaran negara untuk subsidi.
"Pembuktian Sutarman seorang Kapolri, siapa yang mengganggu projek Jokowi (Presiden Joko Widodo) akan berhadapan dengan kepolisian, ini ancaman pimpinan lembaga negara, ini terbukti," kata Desmond di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (14/11).
Desmond bahkan tak segan-segan menyamakan posisi Polri saat ini seperti era Orde Baru dengan memihak kepada penguasa. Seharusnya, Polri tetap menjaga netralitasnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Karena itu dia menyuarakan agar Jokowi segera mengganti Sutarman sebagai Kapolri.
"Posisi hari ini kepolisian berbuat seperti orde baru sudah memihak kepada penguasa, harusnya netral. Terlihat pemihakan. Sutarman cepat diganti, kapolri sudah parah. Statemennya aneh, aku pikir kalau Jokowi fokus penegakan hukum, cepat diganti kapolrinya," tandas Ketua DPP Gerindra itu. (Fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmon Junaedy Mahesa menilai Kapolri Jenderal Polisi Sutarman sudah memihak kepentingan penguasa. Karenanya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024
- Dinkes Jabar Sebut Program Cek Kesehatan Gratis Sepi Peminat
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!
- Pakar Nilai Penegak Hukum Korup Harus Dihukum Berat
- KPK Periksa Satori Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR Bank Indonesia
- 4 Napi Dugem di Rutan Pekanbaru Dipindah ke Nusakambangan, 16 Sipir Diperiksa